RABU WEKASAN
Assalamu’alaikum wr.wb.
Teman-teman yang di rahmati Allah SWT, malam ini merupakan malam terakhir di Bulan Shafar yang oleh orang jawa sering disebut sebagai malam rabu wekasan. Disebutkan dalam suatu keterangan bahwa sebagaian Ulama’ Ahli ma’rifat yang telah mampu bermukasyafah (terbuka hati mereka untuk menyaksikan hal-hal ghaib) berkata :
Sesungguhnya setiap tahun yang kita lalui selalu turun 320.000 macam bala’ (cobaan) dari Allah yang diturunkan pada hari rabu terakhir di setiap bulan shafar. Sehingga pada hari tersebut merupakan hari yang sangat berat melebihi hari-hari lainnya. Barang siapa melakukan shalat mutlaq 4 rakaat yang disetiap rakaat setelah membaca surat al-fatihah, kemudian dilanjutkan dengan membaca Q.S. Al-Kautsar (17 kali), Q.S. Al-Ikhlash (5 kali), Q.S. Al-Falaq dan An-Nash (masing-masing 1 kali), kemudian berdo’a dengan do’a berikut, maka ia akan dijaga oleh Allah SWT dari berbagai macam bala’ tersebut. Ta’bir keterangan berikut adalah sebagai berikut :
(فائدة) أخرى ذكر بعض العارفين من أهل الكشف و التمكين أنه ينزل من كل سنة ثلاثمائة وعشرون ألفا من البليات وكل ذالك فى يوم اللأربعاء الأخير من شهر صفر فيكون ذالك اليوم أصعب أيام السنة كلها فمن صلى في ذالك اليوم أربع ركعات يقرء في كل ركعة منها بعد الفاتحة سورة إناأعطيناك الكوثر سبع عشرة مرة والإخلاص خمس مرات والمعوذتين مرة مرة ويدعوبعد السلام بهذاالدعاء حفظه الله بكرمه من جميع اليلايا التى تنزل في ذالك اليوم ولم يحم حوله بلية من تلك البلايا إلى تمام السنة. والدعاء المعظم هو :
Adapun do’a yang dimaksud diatas adalah sebagai berikut :
بسم الله الرحمن الرحيم اَللَّهُمَّ ياَشَدِيْدَ اْلقَوِيِّ وَياَشَدِيْدَ اْلمِحَالِ ياَعَزِيْزُ ياَمَنْ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ إِكْفِنِيْ مِنْ شَرِّ جَمِيْعِ خَلْقِكَ ياَمُحْسِنُ ياَ مُجْمِلُ ياَمُتَفَضِّلُ ياَمُنْعِمُ ياَمُتَكَرِّمُ ياَمَنْ َلاإِلهَ إِلاَّأَنْتَ إِرْحَمْنِيْ بِرَحْمَتِكَ ياَأَرْحَمَ اَّلراحِمِيْنَ. أَللّهُمَّ بِسِرِّ اْلحَسَنِ وَأَخِيْهِ وَأَبِيْهِ وَأُمِّهِ وَجَدِّهِ وَبَنِيْهِ إِكْفِنِي شَرَّ هَذَااْليَوْمِ وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ ياَكَافِيَ اْلمُهِمَّاتِ ياَدَافِعَ اْلبَلِيَّاتِ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ وَحَسْبُنَا وَنِعْمَ اْلوَكِيْلُ ولاحول ولاقوة إلابالله العلي العظيم
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Allah, Dzat yang Maha Kuat, yang Maha Kuasa, yang Maha Perkasa. Wahai dzat yang menjadi rendah setiap orang karena Kekuasaan-MU. Cukupkanlah diriku dari segala keburukan makhluk-MU. Wahai Dzat yang selalu membuat kebaikan, Dzat yang menjadikan keindahan, dzat yang menciptakan keutamaan, Dzat yang memberi kenikmatan, Dzat yang memberikan segala kemulyaan, Dzat yang tiada tuhan selai ENGKAU. Kasihanilah kami dengan rahmat-MU, wahai Dzat yang Maha Pengasih. Ya Alloh, dengan karomah sayyidina Hasan, saudaranya ( sayyidina husain ), Ayahnya ( Sahabat Ali bin Abi Thalib ), Ibunya ( Sayyidah Fatimah), Kakeknya ( Rasulullah SAW ), serta keturunan-keturunanya, Selamatkanlah kami dari buruknya hari ini, dan buruknya bala’ yang ENGKAU turunkan. Wahai Dzat yang mencukupi segala kesusahan. Wahai Dzat yang menolak segala bala’.
Maka sesungguhnya Allah akan mencukupi (kebutuhan) mereka, DIA lah yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Cukup bagi kita Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dari ALLAH, Dzat yang Maha Tinggi dan Maha Agung.
(Sumber : Kitab Mujarrobat Ad-Daerobi Al-Kabir, karangan Al-Alim Al-Alamah Syekh Ahmad Ad-Daerobi, Semarang : Toko Al-Munawwir, halaman : 74)
Dalam kitab lain disebutkan bahwa Syekh Imam Ad-Daerobi mengatakan bahwa : Sebaiknya kita berdo’a di malam rabu wekasan ini dengan melakukan sholat muthlaq sebagaimana cara diatas, kemudian setelah sholat ia membaca Q.S. Yasin (1 kali) ketika sampai ayat :
سَلَامٌ قَوْلًا مِنْ رَبٍّ رَحِيمٍ
Dibaca sebanyak 313 kali.
Keterangan terkait juga terdapat dalam kitab “Kanzun Najah” Karangan Syekh Kyai Abdul Hamid Pasuruan.
Terlepas dari benar tidaknya atau percaya tidaknya kita terhadap peristiwa tersebut, beberapa hal yang kiranya perlu kami sampaikan sebagai pendapat pribadi kami bahwa :
1. Sial atau tidaknya nasib diri kita bukan karena adanya Rabu Wekasan, namun terserah pada kehendak Allah SWT sebagai penentu nasib kita semua. Karena apapun keburukan yang akan terjadi pada kita, tidak akan pernah terwujud manakala Allah SWT tidak menghendakinya, Demikian juga sebaliknya.
2. Allah berjanji akan mengijabahi setiap do'a hamba-NYA. jadi kita musti memperbanyak berdo'a kepada Allah SWT terlebih supaya dihindarkan dari berbagai bala' serta diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi cobaan dari-NYA.
3. Dengan adanya hari rabu wekasan tersebut, kita harus lebih menitik beratkan untuk bertakarrub kepada Allah SWT, bukan pada pengkultusan hari. Kita tidak tahu pasti kebenaran akan rabu wekasan, dikarenakan kita tidak mempunyai keistimewaan sebagaimana para ulama' ahli ma'rifat tersebut diatas. Namun juga tidak etis manakala kita mencaci ataupun menyalahkan para ulama' tersebut. Sebab inti dari apa yang beliau ajarkan adalah supaya kita lebih mengfokuskan diri dalam memohon perlindungan Allah SWT.
Tidak selamanya orang berziarah kubur dikatakan musyrik, demikian juga orang yang berdo'a di hari rabu wekasan. Insya'alloh, Allah Maha tahu apa yang kita kerjakan. Hanya kepada-NYA kita memintadan hanya kepada-NYA kita memohon pertolongan.
(Saya memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung. Saya mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Tuhan yang hidup terus dan berdiri dengan sendiri-Nya. Saya mohon taubat selaku seorang hamba yang banyak berbuat dosa, yang tidak mempunyai daya upaya apa-apa untuk berbuat mudharat atau manfaat untuk mati atau hidup maupun bangkit nanti.
Inilah tata cara ritual hari rabu akhir shafar, dengan sholat sunnah tasbih (2 atau 4 rakaat) kemudian dilanjutkan dengan sholat daf’ul bala’ wal waba’ (2 raka’at). Hal ini dilaksanakan sebaiknya sesudah sholat maghrib pada hari selasa malam atau pagi hari setelah sholat isyraq dan istikharah.
Jika dilakukan ba’da shalat maghrib
- Setelah melakukan shalat ba’diyatan maghrib lanjutkan dengan sholat awwabin 6 raka’at (keterangan shalat awwabin ada di catatan lain)
- Kemudian lakukan shalat sunnah li’daf’ul balaa’ sebanyak 4 rakaat (2 kali salam) sebagai berikut :
- Raka’at pertama setelah baca S. Al Fatihah + S. Al Kautsar 17 kali
- Raka’at kedua setelah baca S. Al Fatihah + S. Al Ikhlash 5 kali +
(S Al Falaq & S.An Nas 1x)
- Ulangi lagi 2 rakaat sama.
Kemudian berdoa :
Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Semoga shalawat dan salam Allah senantiasa tercurah pada junjungan kami, Nabi Muhammad saw, keluarga dan para sahabatnya.
Allahumma, Ya Allah, Tuhan Yang Maha Memiliki Kekuatan dan Keupayaan; Ya Allah, Tuhan Yang Mahamulia dan karena Kemuliaan-Mu itu, menjadi hinalah semua makhluk ciptaan-Mu, peliharalah aku dari kejahatan makhluk-Mu; Ya Allah, Tuhan Yang Maha Baik Perbuatan-Nya; Ya Allah, Tuhan Yang Memberi Keindahan, Keutamaan, Kenikmatan dan Kemuliaan; Ya Allah, Tiada Tuhan kecuali hanya Engkau dengan Rahmat-Mu Yang Maha Penyayang.
Allaahumma, Ya Allah, dengan rahasia kemuliaan Sayyidina Hasan ra dan saudaranya (Sayyidina Husein ra), serta kakeknya (Sayyidina Muhammad saw) dan ayahnya (Sayyidina `Ali bin Abi Thalib ra), peliharalah aku dari kejahatan hari ini dan kejahatan yang akan turun padanya; Ya Allah, Tuhan Yang Maha Memelihara, cukuplah Allah Yang Maha Memelihara lagi Maha Mengetahui untuk memelihara segalanya. Cukuplah Allah tempat kami bersandar; tiada daya dan upaya kecuali atas izin Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Amin.
Artinya : “Ya Alloh, aku berlindung kepada-Mu dengan kalimat-Mu yang sempurna dari angin merah dan penyakit yang besar di jiwa, daging, tulang dan urat. Maha Suci Engkau apabila memutuskan sesuatu hanyalah berkata kepadanya, “Jadilah” maka “jadilah ia”.
Demikian beberapa uraian tentang “Rabu Wekasan” Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan benar-benar dihindarkan dari berbagai macam bala’. Semoga bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Wassalamu’laikum wr.wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar